Rabu, 21 September 2016

PTK BK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

PTK BK SMP BIMBINGAN KONSELING KELAS IX-Untuk melaksanakan tugas mengajarnya diwajibkan membuat penelitian tindakan kelas BK SMP untuk meningkatkan ketrampilan, sikap, dan nilai. Pendidikan yang di terapkan oleh BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / KonselingPTK BK menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Tujuan pendidikan BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) adalah membantu siswa memahami ketrampilan, sikap, dan nilai. dan saling keterkaitannya.

Berkaitan dengan tugas guru terutama guru BK (Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa yang “bermasalah” maka dibutuhkan kerangka dasar materi pembelajaran berupa Contoh PTK DOC, Dimasa sekarang untuk membuat Penelitian tindakan kelas PTK Bimbingan Konseling SMP sangatlah mudah dengan mencari di internet Anda dapat mencari dan Download PTK BK SMP Lengkap.

Setelah mendownload PTK anda dapat mengeditnya sesuai dengan keingin materi yang akan anda sampaikan salah satu metode konseling adalah metode konseling behavior yang tujuannya dapat anda temukan di download PTK BK SMP IX bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan bimbingan konseling.

PTK BK BIMBINGAN KONSELING MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SMP

PTK BK SMP OPTIMALISASI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

CONTOH PTK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mata Pelajaran BK SMP yang diberi judul “Upaya Mengoptimalkan Bimbingan Konseling Untuk Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa Kelas Ixb Smp Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK BK Kelas IX SMP lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 48 SMP).


jasa pembuatan ptk bk



BK SMP DOC

BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini bertemulah banyak kebudayaan sebagai hasil dari makin akrabnya komunikasi daerah, nasional dan internasional. Percampuran bermacam-macam budaya itu dapat berlangsung lancar dan lembut, akan tetapi tidak jarang berproses melalui konflik personal dan sosial yang hebat. Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwani dan muncul konflik budaya yang ditandai dengan keresahan sosial serta ketidakrukunan kelompok-kolompok sosial. Sebagai akibat lanjut timbul ketidaksinambungan, disharmoni, ketegangan, kecemasan, ketakutan, kerusuhan sosial dan perilaku yang melanggar norma-norma hukum formal. Situasi sosial yang demikian ini mengkonsionir timbulnya banyak perilaku paotogis sosial atau sosiopatik yang menyimpang dari pola-pola umum, sebab masing-masing orang hanya menaati norma dan peraturan yang dibuat sendiri. ptk bk smp document
Sebagian besar dari mereka bertingkah laku seenak sendiri tanpa mengindahkan kepentingan orang lain, bahkan suka merampas hak-hak orang lain. Akibatnya muncullah banyak masalah sosial yang disebut dengan tingkah laku sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial, disintegrasi sosial dan diferensiasi sosial. 
Perilaku menyimpan seperti kenakalan merupakan bagian dari masalah sosial yang seringkali muncul di berbagai daerah. Perkembangan remaja yang saat ini terjadi sangat relevan dengan perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku, sehingga seringkali pergaulan ini menyebabkan masalah sosial apabila tidak ada pengawasan yang ketat dari berbagai pihak yang terkait seperti keluarga, lingkungan, pemerintah maupun sekolah. PTK smp format Doc
Sebagai dampak dari kondisi yang semacam ini banyak orang lalu mengembangkan pola tingkah laku menyimpang dari norma-norma hukum, dengan jalan berbuat semaunya sendiri demi keuntungan sendiri dan kepentingan pribadi, kemudian mengganggu dan merugikan pihak lain. 
Tingkah laku menyimpang menurut Supartinah Sadli yang dikutip oleh Sofyan S. Willis adalah “Tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif.” Dari definisi ini jelaslah bahwa asumsi  terhadap tingkah laku yang menyimpang ditentukan oleh norma-norma yang dianut oleh anak. Masyarakat adalah komunitas terakhir yang menentukan apakah anak melakukan perilaku menyimpang. Penelitian Tindakan Kelas BK SMP
Pendidikan merupakan kunci dalam membentuk kehidupan manusia ke arah peradabannya, menjadi sesuatu yang sangat strategis dalam mencapai tujuan. Sekolah dan lembaga sejenis dapat dipandang sebagai komunitas masyarakat yang memerlukan pembinaan secara optimal. Unsur-unsur yang ada di dalamnya adalah calon manusia yang mempunyai potensi untuk melanjutkan kehidupan bangsa ini. Bila mereka mendapatkan pendidikan nilai-nilai keagamaan yang tepat akan menjadi pondasi spiritual yang kuat bagi perkembangan pendidikan mereka selanjutnya. PTK BK SMP Kelas IX
Sebagai landasan yuridis menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar enjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Sisdiknas, 2003 : 6). PTK SMP Kelas IX Doc

Baca Juga

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK BIMBINGAN KONSELING SMP

Pengembangan nilai-nilai di Taman Kanak-kanak berkaitan erat dengan pembentukan perilaku manusia, sikap, dan keyakinan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak didik. Untuk melaksanakan program pembelajaran nilai-nilai agama Islam, guru harus mempelajari berbagai pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik, menyiapkan kurikulum, dan adanya kesinambungan antar satu program pengembangan dengan program lainnya. Judul Ptk BK SMP
Metode dan pendekatan berfungsi sebagai nilai untuk mencapai tujuan yaitu pembentukan perilaku anak yang positif. Dalam pendekatan ini, guru perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti tujuan yang hendak dicapai, karakteristik anak, jenis kegiatan, nilai/kemampuan yang hendak dikembangkan, pola kegiatan, fasilitas/media, situasi dan tema/sub tema yang dipilih dalam setiap pembelajaran yang akan diberikan guru. 
Dalam pola pelaksanaan pendidikan tidak terlepas peran keluarga, sekolah maupun masyarakat, bahkan dari kenyataan bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama yang kehidupan anak-anak maupun menerapkan sebagai makhluk sosial, disamping itu keluarga sangat berperan dalam pembentukan watak, tingkah laku, moral dan pendidikan kepada anak. Disamping itu keluarga juga sebagai tempat untuk belajar memahami dirinya tempat belajar tentang norma yang ada itu. Proposal PTK BK smp
Dari uraian diatas dapat dijadikan alasan bahwa pendidikan merupakan selah satu institusi yang penting sebagai pembentuk perilaku anak untuk mengembangkan perilaku anak kearah yang lebih baik. Untuk memberikan kemudahan dalam memahami uraian diatas maka tugas akhir ini di berikan judul : Upaya Mengoptimalkan Bimbingan Konseling Untuk Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa Kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi. ptk bk smp pdf

B. Pembahasan Masalah 

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami persoalan maka diberikan pembatasan persoalan yaitu : 
1. Pelaksanaan bimbingan konseling kepada siswa 
2. Metode dan cara melakukan bimbingan konseling.
3. Siswa sebagai obyek yang berperilaku menyimpang.

C. Perumusan Masalah

Dari latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan diatas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu : Apakah dengan menggunakan layanan bimbingan konseling dapat mengatasi perilaku menyimpang siswa di kelas IXB di SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi  ?  ptk bk smp 2014

D. Tujuan Penelitian 

Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian  ini adalah : 
1. Untuk mengetahui penyimpangan perilaku siswa di kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi  ptk bp smp
2. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang pada kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi.

E. Manfaat Penelitian 

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai : 
a. Masukan bagi guru dalam pelayanan bimbingan konseling kepada siswa. 
b. Mampu memberikan gambaran tindakan dari guru dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa 
c. Memberikan gambaran bagaimana proses pemberian bimbingan konseling pada siswa disekolah.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai :
a. Memberikan masukan dan saran bagi guru dan pihak sekolah dalam menerapkan metode yang tepat dalam pelayanan bimbingan konseling kepada siswa sekolah. contoh ptk bk smp
b. Referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan inti persoalannya. download gratis ptk bk smp 


PTK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Dasar Perilaku 

Sebagian besar perilaku merupakan hasil belajar. Penerapan prinsip belajar dalam bentuk perilaku merupakan prinsip dasar perilaku. Ada tiga prinsip dasar perilaku, yaitu :
1. Perilaku yang prinsip dasar pembentukannya melalui kondisioning respon. 
Kondisioning respons dikembangkan oleh Ivan Pevlov  (1849 – 1836) yang dikenal dengan Classical Conditioning. Teori ini sering juga disebut dengan Kondisioning Klasik mengatakan bahwa perilaku dibentuk dengan melalui perkembangan pemasangan stimulus tak terkondisi dengan stimulus terkondisi. Ada emat elemen dalam sekperimen Pevlov dengan lima istilah terlibat, yaitu : 
a. Unconditioning Stimulus, yaitu stimulus penyebab yang mengakibatkan respon secara otomatis. Misalnya : makanan dimulut merupakan stimulus yang tak terkondisi untuk air liur. 
b. Unconditioning Respon, yaitu respons yang secraa otomatis disebabkan oleh respon tak terkendali. judul ptk bk smp
c. Netral stimulus adalah peristiwa, obyek, atau pengalaman yang tidak menyebabkan respon tak terkondisi sebelum conditioning dimulai. Stumulus netral harus dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi supaya conditioning terjadi. Beberapa contoh stimulus netral adalah bunyi bel berbunyi, cahaya, suara gendang, dan sebagainya. 
d. Setelah stimulus netral dipasangkan dengan stimulus terkondisi berkali-kali menyebabkan reaksi yang sama pada respon yang tak terkendali. 
Beberapa contoh penerapan setting lain dalam penerapan tingkah laku adalah misalnya,Maya pertama kali masuk sekolah. Ibu guru menerimanya dengan senyuman dan pujian. Belum lagi dua minggu berlalu, Maya minta diantar ke sekolah lebih pagi, sambil berkata kepada ibunya, bahwa ia akan menjadi guru bila sudah besar nanti. Dalam contoh Maya inii ternyata senyum dan pujian guru dapat ditafsirkan sebagai stimulus tak terkendali. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada diri Maya yan dapat ditafsirkan sebagai respon tak terkondisi. Guru dan sekolah sebelumnya itu netral yaitu stimulus terkondisi terasosiasi dengan stimulus tak terkondisi dan segera menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang sama.  ptk bk smp document
Pada kasus lain, pada diri seorang anak yang pada hari pertama masuk sekolah, mungkin timbul perasan takut, disebabkan oleh sikap guru yang tidak ramah, disiplin dise kolah, ejekan teman-temannya. Ini semua masuk dalam stimulus tak terkondisi. Bila ingin mengubah perasaan takut, stimulus harus didahului dengan stimulus netral yang terkondisi, misalnya panitia penerimaan siswa yang ramah, atau lainnya. proposal ptk bk smp
2. Perilaku yang prinsip dasar penbentukannya melalui kondisioning operan.
Kondisioning operan (operant conditioning) dikembangkan pertama kali oleh Burrhus Frederic Skinner skinner membedakan antara tingkah laku responden dan tingkah laku operan. Tingkah laku responden, yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas. Misalnya : kucing berlari ke sana ke mari karena ada daging yang dilihatnya. Tingkah laku operan, yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri, belum tentu ditimbulkan oleh stimulus dari luar. Misalnya kucing berlari ke sana ke mari karena kucing lapar, bukan karena melihat daging. ptk bk smp pdf
Menurut skinner ada tiga prinsip umum dari kondisioning operan (Sri Rumini, 1993), yaitu : 
a. Setiap respon yang diikuti stimulus yang memperkuat atau reward (konsekuensi yang menyenangkan) akan cenderung diulang. 
b. Reinforcing stimulus (stimulus yang bekerja memperkuat atau reward) akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon operan. Dengan kata lain reward akan meningkatkan diulangginya suatu respon. 
c. Dalam konditioning operan organisme berbuat aktif untuk memperoleh reward. 
Metode ini banyak digunakan di dunia pendidikan dengan tingkah laku dibagi-bagi untuk mencapai tujuan yaitu pembentukan sebuah perilaku. Misalnya membina perilaku anak dalam menggunakan sendok untuk makan. Langkah-langkahnya adalah : (1)  mengambil sendok,  (2)  memegang sendok, (3) mengenggam sendok, (4) mengangkat sendok, (5) meletakkan piring dengan sendok, (6) memegang piring dengan sendok, (7) menyendok makanan ke dalam sendok, (8) mengangkat sendok dengan piring, (9) mengangkat sendok ke atas piring, dan seterusnya. ptk bk smp 2014
Jadi jika kita ingin membentuk perilaku, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 
a. Melakukan analisis tingkah laku tersebut menjadi unit-unit kecil perilaku yang mendukung perilaku yang diharapkan tersebut ke dalam urutan perilaku yang linier. 
b. Hadiah-hadiah (reward) apa yang harus diberikan bila telah mencapai unit-unit tersebut. 

3. Perilaku yang prinsip dasar penbentukannya melalui modelling. 
Pembentukan perilaku melalui modelling merupakan perbaikan dari pembentukan perilaku dengan konditioning respon dan kondisioning operan. Dalam modelling perilaku tidak sekedar akibat dari stimulus dan atau penguatannya, tetapi sebenarnya dalam diri individu ada proses mental internal. Proses mental ini akan menentukan apakah perilaku tersebut akan diimitasikan untuk diinternalisasi atau tidak. Modelling disebut juga observation leaming, imitation, atau social learning (Devidoff, 1987). contoh ptk bk smp
Dasar modeling adalah Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar prinsip-prinsip teori belajar perilaku yang dibahas pada bagian diatas, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat perilaku,pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori belajar social akan menggunakan penjelasan-penjelasan penguat eksternal dan penjelasan-pejelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Itulah sebabnya teori belajar social sering disebut juga conditioning social kognitif. Melalui observasi tentang dunia social kita, melalui interprestasi kognitif dari dunia itu, banyak sekali informasi dan penampilan keahlian yang komplek dapat dipelajari atau ditiru.
Dalam pandangan belajar social, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus lingkungan, tetapi fungsi psikologis diterangkan sebgaai interaksi yang kontinue dan timbale balik dari determinan-determinan pribadi dan lingkungan. 
Modeling merupakan salah satu pengaplikasian teori belajar social dalam pembentukan perilaku individu. Menurut Bandura, bahwa para penganut Skinner memberi penekanan pada efek-efek dari konsekuensi pada perilaku, dan tidak mengindahkan fenomena permodelan, yaitu meniru perilaku orang lain, dan pengalaman vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Ia merasa bahwa sebagian besar perilaku yang dialami manusia tidakdibentuk dari  konsekuensi, melainkan manusia belajar dari suatu model. Misalnya guru oleh raga mendemontrasikan loncat tinggi, para siswa menirunya. Bandura menyebut ini bukan ”trial learning”, sebab para siswa tidak harus melalui proses pembentukan (shaping proses), tetapi dapat segera menghasilkan respon benar. download gratis ptk bk smp

PTK BK SMP KELAS IX

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN  


A. Tempat dan Waktu Penelitian 

1. Tempat 
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi Kelas yang diteliti adalah kelas IXB dengan jumlah siswa 40 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXB. judul ptk bk smp
2. Waktu 
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2008/2009, mulai bulan Juni – Desember 2008.

B. Perencanaan Penelitian 

1. Rencana Penelitian 
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang lebih menekankan pada masalah perbaikan proses pembelajaran dikelas maka bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dengan menggunakan 1 kali pra siklus dan 2 kali siklus. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ini peneliti berharap akan mendapat informasi tentang keadaan siswa dan digunakan untuk mengetahui perilaku siswa melalui absensi siswa di kelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan perilaku siswa kearah negative. ptk bk smp document

2. Prosedur Penelitian 
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahannya yang dicapai, seperti yang telah dibuat dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan banyaknya kenakalan siswa pada siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren. Melalui langkah-langkah tersebut akan dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemberian bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren. proposal ptk bk smp
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut : 
a. Tahap Perencanaan 
1) Mengumpulkan data yang diperlukan. 
2) Merencanakan penggunaan metode yang tepat untuk bimbingan terhadap siswa.  
b. Tahap Perencanaan 
1) Tahap Pelaksanaan Tindakan 
a) Guru mengamati absensi siswa di sekolah sebagai indikasi awal yang menunjukkan terjadinya penyimpangan perilaku di sekolah oleh siswa.
b) Guru memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa 
2) Tahap Observasi 
a) Tindakan guru memonitor siswa melalui absensi di sekolah. 
b) Menilai tingkah laku siswa 
3) Tindakan Tahap Refleksi 
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1, 2, 3 berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya
Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya belum ada penurunan tingkat pelanggaran terhadap absensi maka sudah belum terjadi gejala awal kenakalan siswa pada siswa kelas I SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap disiplin maka sudah terindikasi adanya kenakalan anak pada siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren, maka dibuat siklus II yang meliputi : tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan dan tahap refleksi. Demikian juga untuk siklus II pemberian bimbingan dan penyuluhan belum ada penurunan tingkat kenakalan siswa maka siklus dilanjutkan sampai terjadi penurunan siswa yang tidak terindikasi penyimpangan perilaku kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren.     

C. Sumber Data 

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagi sumber data dan  jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi : 
1. Sumber data utama adalah absensi siswa.
2. Arsip, daftar nilai, raport, catatan pribadi siswa 

D. Populasi dan Sampel  

a. Populasi
Keseluruhan data yang digunakan untuk penelitian dapat diartikan sebagai populasi. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini populasi adalah siswa SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi. 
b. Sampel 
Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini mengunakan pengambilan sempel secara porposional artinya bahwa sampel diambil dengan pada kelas yang mendekati keperluan/kejadian. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa di kelas IXB sebanyak 4 orang .
c. Teknik Sampling  
Teknik sampling atau teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling yaitu keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel adalah siswa kelas  kelas IX SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi  yang berjumlah 40 anak.

CONTOH PTK BK SMP

DAFTAR PUSTAKA



Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Penerbit Ita.

Bambang Sujiono. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Bambang Sujiono. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Basuki Wibawa. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas, Dirjen PDM Direktorat Tenaga Kependidikan.

Edi Purwanta. 2005. Modifikasi Perilaku. Jakarta : Departemen Pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. 

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Harris Clemes dan Reynold Bean. 2001. Mengajarkan Disiplin Kepada Anak. Jakarta : Mitra Utama.

Suryadi. 2006.  Kiat Jitu dalam Mendidik Anak. Jakarta : Penerbit Mahkota.



Terima kasih telah berkunjung di Asri Yulian Blog yang membahas PTK BK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING KELAS IX. Semoga PTK BK/BP ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.

Selasa, 06 September 2016

DOWNLOAD JUDUL PTK FISIKA SMP KELAS 9 LENGKAP

DOWNLOAD JUDUL PTK FISIKA SMP KELAS 9-Jika sekarang bapak atau ibu guru sedang berencana mendownload Judul PTK IPA Fisika, maka Anda bisa mencarinya di situs online kami yang memang bertujuan memberikan bantuan pembuatan referensi Judul PTK Fisika kelas 9 lengkap  Tentukan judul dan tema PTK kelas 9 SMP yang ingin anda buat lalu hubungi kami. akan di bantu sampai jadi.

Sekarang banyak guru yang lebih memilih mencari contoh PTK SMP Kelas IX secara online. Bagi para guru yang tinggal di pelosok kabupaten sulit untuk mendapatkan buku penunjang pembuatan ptk mata pelajaran Fisika. Dengan adanya internet sekarang yang semakin luas jangkauannya referensi judul PTK lengkap sangat mudah untuk di download khususnya mereka yang tinggal di daerah bukan perkotaan.

Banyak judul PTK IPA Fisika yang dapat anda temukan  secara cepat di internet. Ada bermacam-macam judul yang membahas PTK IPA Fisika SMP Kelas 9 Lengkap. Mulai dari kelas 7 8 dan 9 SMP Penawaran harga yang bersaing pun bisa anda dapatkan dengan  mudah.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel IPA Fisika yang diberi judul “Penerapan Model Ctl Dalam Peningkatan Pembelajaran Hukum Ohm Di Kelas IX C Smp Negeri 18 Cirebon, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK IPA Fisika Kelas 9 SMP lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DIEDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 144 SMP).


contoh ptk kurikulum 2013


Download Judul PTK

ABSTRAK 


Penelitian yang berjudul Penerapan Model Group CTL Dalam Peningkatan Pembelajaran Hukum Ohm Siswa Kelas IX C SMP Negeri 18 Cirebon  dilator belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa (nilai) download ptk fisika baik dalam ulangan harian, ulangan semester  maupun Ujian Akhir Sekolah, yaitu dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minal (6,0) 

Rendahnya prestasi siswa dimungkinkan salah satu adalah penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih berpusat pada guru, sehingga aktifitas siswa tidak optimal judul ptk kelas 9 Melalui penerapan CTL diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa belajar Fisika yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa

Subyek penelitian adalah siswa kelas IX C SMPN 18 Cirebon dengan jumlah laki-laki 16 orang dan perempuan 22 orang. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa hasil observasi dan metode kuantitatif berupa hasil pra test dan pasca test. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dan masing – masing siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi 

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil Dari data kuantitatif maupun data kualitatif dari siklus I ke siklus II. Hasil temuan kuantitatif terhadap prestasi belajar siswa meningkat dari rata-rata nilai 5,75 menjadi 7,26 atau mengalami peningkatan 26.48% sedangkan secara kelompok dari 6.98 menjadi 8,13 atau mengalami peningkatan 14,48%. penelitian tindakan kelas (PTK) Sedangkan hasil temuan kualitatif menunjukkan adanya peningkatan dalam hal perhatian, keberanian, kesungguhan, kemampuan dalam pembelajaran hukum Ohm. Berdasarkan temuan tersebut penerapan CTL hendaknya dapat digunakan dalam pembelajaran fisika, karena memiliki dampak yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya dan dapat mendorong siswa menjadi aktif di setiap proses pembelajaran. download judul ptk lengkap


Judul PTK Fisika Lengkap

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Konsep fisika yang diajarkan di SMP masih bersifat dasar, oleh karena itu belajar fisika akan lebih menarik minat siswa jika menyajikannya bersifat konggrit dan melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik. Referensi judul PTK  Fisika Siswa belajar berdasarkan kegiatan  yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tujuannya untguk lebih banyak membantu siswa menjelaskan peristiwa-peristiwa fisika yang terjadi dialam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fisika di SMP memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan penyelidikan secara sistematis dan untuk memahami konsep, prinsip, hukum , serta teori berdasarkan fakta dialam yang akrab dengan kehidupan sehari – hari (Depdikbud 1997) Disitir Laksmi (2004;1)  dalam makalah Penelitian Tindakan Kelas. 

Keberhasil suatu sekolah dalam meraih mutu terbaik tergantung pada banyak hal. Akan tetapi yang paling penting adalah pada peran guru. Guru harus memiliki : pengorbanan sunguh-sunguh dalam mencapai tujuan pembelajaran, latar belakang pendidikan dan dukungan memadai, motivasi kuat, dan terampil. PTK Fisika Lengkap Sebagai seorang fasilitator, Nurhadi menhyatakan (2002;4) bahwa tugas guru adalah menfasilitasi agar informasi batu menjadi bermakna, memebrikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri. Agar informasi menjadi bermakna maka siswa harus dimotivasi  untuk aktif, sebab siswa adalah pusat dari kegiatan pembelajaran sehingga siswa harus dilibatkan dalam Tanya jawab yang terarah. 

Dalam pengajaran fisika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep fisika. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal dan rendahnya prestasi belajar siswa (nilai) baik dalam ulangan harian, ulangan semester maupun Ujian Akhir Sekolah. Judul-Judul PTK Fisika  SMP Padahal dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas biasanya guru memberikan tugas berupa latihan soal. Tetapi dalam pelaksanaannya latihan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep fisika. 

Berdasarkan data di SMP Negeri 18 Cirebon nilai mata pelajaran IPA kurang memuaskan terbukti dengan hasil UAS pada tahun 2006 rata-rata 5,0  dan tahun 2007 rata-rata 5,2. data ini menunjukkan ada kenaikan dari  5,0 menjadi 5,2 (naik 0,2) tetapi belum menunjukkan angka kenaikan yang bermakna. Download Fisika smp kelas IX

Rendahnya hasil pembelajaran seperti diatas dimungkinkan karena model mengajar yang digunakan oleh guru masih tradisional, tidak menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu harus ada perbaikan peningkatan. Salah satu upaya peningkatan adalah penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) PTK SMP lengkap.

Dari latar belakang tersebut diatas menunjukkan ketidak berhasilan menggunakan pembelajaran yang konservatif. Oleh karena itu penulis tertarik mengkaji penelitian dengan judul Penerapan Model CTL dalam peningkatan Pembelajarah Hukum Ohm siswa Kelas IX C SMP Negeri 18 Cirebon 

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya 

1. Rumusan Masalah 
Dalam bagian ini penulis rumuskan masalah, sebagai berikut :
a. Adakah perhatian siswa terhadap pelajaran fisika dengan pembahasan Hukum Ohm  siswa kelas IX C SMPN 18 Kota Cirebon?
b. Adakah keberanian siswa untuk tampil menjawab soal di depan kelas (dipapan tulis) yang diberikan guru?
c. Adakah jawaban yang diberikan siswa terhadap soal-soal yang diberikan guru ?
d. Adakah kesungguhan dan kemampuan siswa mengajukan pertanyaan ?
e. Adakah kemampuan dan kejelian siswa untuk menghindari kesalahan menjawab  pertanyaan guru, yang memiliki tingkat kesukaran  hampir sama?
f. Adakah perhatian, cara, kesungguhan dan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang tidak sulit. ?
g. Adakah perhatian, cara, kesungguhan dan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang sulit. ?
h. Adakah  peningkatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, tangapan, komentar, saran dan kritik terhadap soal yang diberikan guru. 
i. Adakah siswa yang memeproleh peningkatan nilai dari soal sebelumnya ?
j. Adakah siswa yang memperoleh penurunan nilai dari soal sebelumnya. 
2. Pemecahan Masalah 
Pemecahan masalah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model CTL dalam peningkatan Pembelajaran Hukum Ohm Siswa kelas IX C SMPN 18 Cirebon” adalah penerapan peningkatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Hukum Ohm  untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran Hukum Ohm. Masalah yang akan dipecahkan dalam hal ini adalah peningkatan kualitas hasil pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut. 
a. Siswa dikelompokkan kedalam 8 kelompok.
b. Tiap kelompok melaksanakan praktikum Hukum Ohm
c. Setelah melaksanakan praktikum, tiap kelompok mengisi table pengamatan 
d. Tiap kelompk melakukan diskusi untuk mengisi LKS yang diberikan guru.
e. Setelah diskusi selesai, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 
f. Guru memberikan reward bagi kelompok yang terbaik. 
g. Guru memberikan evaluasi 
h. Penutup. 

C. Tujuan Penelitian 

Penelitian ini tujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan perhatian siswa pelajaran Hukum Ohm  siswa kelas IX C SMPN 18 Kota Cirebon?
2. Peningkatan keberanian siswa untuk tampil menjawab soal di depan kelas (dipapan tulis) yang diberikan guru?
3. Peningkatan jawaban yang diberikan siswa terhadap soal-soal yang diberikan guru ?
4. Peningkatan kesungguhan dan kemampuan siswa mengajukan pertanyaan ?
5. Peningkatan kemampuan dan kejelian siswa untuk menghindari kesalahan menjawab  pertanyaan guru, yang memiliki tingkat kesukaran  hampir sama ?
6. Peningkatan perhatian, cara, kesungguhan dan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang tidak sulit. ?
7. Peningkatan perhatian, cara, kesungguhan dan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal yang sulit. ? 
8. Peningkatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, tangapan, komentar, saran dan kritik terhadap soal yang diberikan guru. 
9. Peningkatan siswa yang memperoleh peningkatan nilai dari soal sebelumnya ?
10. Peningkatan siswa yang memperoleh penurunan nilai dari soal sebelumnya. 


D. Manfaat Penelitian 

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, peneliti dan sekolah :
1. Manfaat bagi siswa. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa, yaitu siswa memiliki keberanian untuk bertanya, mengajukan gagasan dan mengembangkan kemampuan beragumentasi sehingga ada peningkatan prestasi .
2. Manfaat bagi guru. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran di kelas. Disamping itu dengan  diberikan contoh tentang penelitian tindakan ini, guru akan  terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karir guru itu sendiri. 
3. Manfaat bagi peneliti lain : menjadi bahan rujukan, temuan, bandingan, kajian untuk melakukkan kegiatan seneliti selanjuitnya dan memberikan pertimbangan untuik salah satu model pembelajaran dalam proses KBM. 
4. Manfaat bagi sekolah : Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas. 

E. Hipotesis Tindakan 

Menurut pendapat Ali (1993:31) “Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, dirumuskan atas dasar terkaan penelitian. Jawaban sementara ini selanjutnya akan diuji dengan data yang dikumpulkan melalui penelitia”.
Berdasarkan uraian diatas  maka hipotesis ini adalah “JIka model CTL diterapkan dalam pembelajaran Hukum Ohm maka bermanfaat dalam peningkatan hasil belajar siswa Kelas IX C di SMP Negeri 18 Cirebon “

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 
Pada bagian ini dikemukakan teori penerapan pembelajaran CTL, Teori Hukum Ohm dan kerangka berfikir sebagai berikut :
a. Penerapan Teori Pembelajaran CTL
a. Pengertian pembelajaran CTL.
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Menurut Nurhadi (2002;18) pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif, yakni : konstruktivisme (Constructiuism), bertanya (Questionening), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning kommuniti), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya ( Authentic Asseessment), Refleksi (Reflection)   
b. Ciri – cirri pembelajaran CTL. 
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL, jika telah menerapkan ketujuh komponen CTL yaitu 
1. Konstruktivisme ( Constructivisnm) 
Konstruktivisme  merupakan landasan berfikir CTL, yang prinsipnya menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusi sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonnyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengelaman nyata. 
Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pnegelaman. Pemahaman berkembang semakin  dalam dan semakin kuat, apabila selalu diuji dengan pengelaman  yang baru. Menurut Pieget manusia memiliki struktur pengetahuan dalam  otaknya. Seperti kotak-kotak yang berisi informasi bermakna berbeda-beda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan struktur pengetahuan tersebut, sehingga terjadi pengembangan struktur dengan cara asimiliasi atau akomodasi. 
Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. 

2. Bertanya (Questionening),
Bertanya merupakan strategi  untama dalam CTL, sebab pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dari bertanya
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan  berpikir siswa. Bagi siswa, kegaiatn bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. 

3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari CTL. Sebab pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri seperti layaknya cara kerja seorang ilmuan  dengan metode ilmiah dan pendekatan keterampilan prosesnya.

4. Masyarakat Belajar (Learning Kommuniti)
Berdasarkan pemahaman bahwa sesungguhnya belajar  adalah suatu proses social, maka konsep masyarakat belajar menayarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.  Sebab secara teori siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. 
Dalam masyarakat belajar setiap anggota kelompok terlibat secara aktif  dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Kegiatan saling belajart ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominant dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak harus mau saling mendengarkan  dan  merasa bahwa orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda  yang perlu dipelajarai. 

5. Pemodelan (Modeling)
Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan, tertentu, ada model yang bisa ditiru. Karena model itu bisa berupa cara mengoperasikan atau mengerjakan suatu, maka guru memberikan model tentang bagaimana cara belajar dalam CTL, guru bukan satu-satunya model, bias saja karena keahliannya, siswa atau anggota masyarakat lainnya menjadi model dalam suatu pembelajaran. 

6. Refleksi (Reflection)   
Refleksi adalah cara berfikir tengtang apa yang baru dipelajari, atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu, Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Karena pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, maka kunci refleksi adalah bagaimana   pengetahuan itu mengendap dibenak siswa, dan siswa mencatat apa yangsudah dipelajari dan bagaimana merasa ide-ide baru. laporan ptk ipa Fisika smp



7. Penilaian Sebenarnya ( Authentic Asseessment)
Penelitian autentik bertujuan untiuk menyediakan informasi  yang absah dan akurat mengenai apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.  Penilaian sejauh mana pengetahuan dan keterampilan dipelajari dengan baik dan berarti termasuk juga pemanfaatanya didalam suatu kontek kehidupan nyata yang bermakna. 
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karena penilaian menekankan proses pembelajaran dab kemajuan belajar dinilai dari proses (bukan hasil), maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Gambaran tenatang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang proses pembelajaran, tetap[I harus dilakukan bersama secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Download referensi judul PTK
Strategi yang cocok untuk penilaian autentik adalah kombinasi dan beberapa teknik penilaian seperti penilaian kinerja, observasi  sistematik, portofolio, jurnal dan lain-lain. 

c. Langka- langkah Pembelajaran CTL. 
Usaha yang harus dilakukan untuk menerapkan CTL dalam pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut : 
1. kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan berkonstruksi sendiri pengetahuan dan keteram, pilihan barunya. 
2. laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic. ptk ipa fisika smp pdf
3. Kembangkan siklap ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. lakuakn refleksi diakhir peretmuan 
7. lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

d. Karakteristik Pembelajaran CTL
1) Kerjasama 
2) Saling menunjang 
3) Meneyenangkan, tidak membosankan  ptk fisika smp download
4) Belajar dengan bergairah 
5) Pembelajaran terintegrasi 
6) Menggunakan berbagai sumber 
7) Siswa aktif 
8) Sharing dengan teman 
9) Siswa kritis guru kreatif 
10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa,peta-peta, gambar, artikel, humor dll
11) Laporamn kepada orang tua bukan hanya raport  tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dll contoh ptk ipa smp download

e. Kelebihan – kelebihan   Pembelajaran CTL. 
1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran 
2. siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi 
3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang simulasikan
4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri 
5. keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman 
6. hadiah untuk perilkau baik adalah kepuasan diri 
7. pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. 
8. pemahaman rumus itu relative berbeda antara siswa yang satu dengan lainnya, sesuai dengan skemata siswa (on going process of development) 
9. siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam  mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Ikut bertanggung jawab  atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran. 
10. Penghetahuan yang dimiliki manusia di kembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusioa menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalaman.


f. Kelemahan – kelemahan Pembelajaran CTL
Kelemehan Dari pembelajaran CTL antara lain. 
1) Sulitnya menyediakan buku – buku sumber tambahan selain buku sumber yang sudah ada dan ditetapkan untuk setiap kelompok 
2) Penggunaan waktu yang kurang efisien karena siswa dibiarkan sendiri untuk menemukan jawaban 
3) Tidakl semua sekolah memiliki laboratorium yang lengkap dengan alatnya, sehingga pada pembelajaran fisika tidak mencapai hasil yang maksimal, karena siswa hanya mendapat teori tanpa melakukan praktek
Dari tujuh komponen CTL yang diuraikan diatas, peneliti hanya akan menggunakan dua komponen saja, menemukan (inquiri) dan masyarakat belajar ( Learning Community) , karena dalm pembelajaran Hukum Ohm dengan melalui praktikum diharapkan siswa dapat menemukan sendir pengetahuan dan keterampilan seperti layaknyta seorang ilmuan dan diharapkan siswa dapat bekerjasama dengan orang lain. Sebab secara teori siswa lebih muda menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.  

Download Penelitian Tindakan Kelas SMP kelas 9

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN 

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 

` Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Kota Cirebon pada
Semester ganjil tahun pelajaran 2006 – 2007. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama satu bulan, dengan dua siklus tindakan, siklus pertama dilaksanakan selasa,tanggal 24 oktober 2007, dan siklus kedua selasa, 31 oktober 2007. PTK lengkap dalam bentuk DOC

B. Subjek Penelitian 

Penelitian dilaksanakan di kelas IX C. KelasIX C dipilih secara acak, dengan kemampuan yang heterogen. Siswa kelas IXC berjumlah 38 siswa, terdiri dari 16 perempuan dan 22 laki-laki.
Penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran CTL.Kelas dibagi menjadi  8 kelompok, 6 kelompok beranggotakan 5 orang, dan 2 kelompok beranggotakan 4 orang. PTK Fisika Kelas 9
Setiap kelompok anggotanya heterogen, baik kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya.
Bahan ajar yang di ajarkan mengenai hokum Ohm:
1. Menyelidiki hubungan antara kuat arus dengan beda potensil pada sebuah kawat penghantar.
2. Menyelidiki hubungan antara beda potensial,kuat arus dan hambatan.
3. Menulis persamaan hukum ohm secara matematis. Judul PTK Fisika Lengkap 

C. Prosedur Penelitian 

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali tatap muka, Pada siswa kelas IX C di SMPN 18 Cirebon dengan dua observer, menggunakan instrument observasi berisi indicator –indikator tentang pembelajaran yang mendorong siswa untuk berani bertanya berpendapat. Penelitian ini berisi tahapan-tahapan: perencanaa, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Download PTK SMP


Referensi Judul PTK Fisika

DAFTAR PUSTAKA 


Budi Prasodo (2005). Teori Dan Aplikasifisdika Bogor.yudhistira 

Depdiknas. (2002). Pendekatan Konstektual. Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta

Nurhadi, (2000) Pendekatan KOnstektual , makalah Pada Penetepan InstrukturCTL Jakarta. Depdiknas 

Shrie Laksmi Saraswati. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung 

Sri Redzeki, (2007) Pengembangan Kompetensi GuruIPA Dalam Implementasi KTSP, makalah pada seminarNasional,Cirebon STAIN

Zainal Aqib. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. YRAMA WIDYA. 



Terima kasih telah berkunjung di Asri Yulian Blog yang membahas DOWNLOAD JUDUL PTK FISIKA SMP Kelas 9 LENGKAP. Semoga PTK IPA Terpadu (Fisika) ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.

Senin, 05 September 2016

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA UNTUK JENJANG SMP

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA UNTUK JENJANG SMP-Ketemu kembali dengan kami Download PTK Jenjang SMP! Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan Download PTK Jenjang SMP dengan bahasan PTK Bahasa Indonesia kelas 8 atau VIII SMP. Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel bahasa indonesia yang diberi judul  Peningkatan Keterampilan Menulis Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VIII F Smp Negeri 2 Tanon Tahun Pelajaran 2007 / 2008”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 02 SMP).

Jasa pembuatan penelitian tindakan kelas


PTK Bahasa Indonesia Jenjang SMP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis selama ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Download PTK Jenjang SMP Apalagi untuk mencapai tingkat terampil, masih memerlukan “usaha keras” dari seorang guru untuk dapat mewujudkannya.

Pembelajaran menulis yang diberikan kepada siswa kurang bervariasi. Yang paling sering diberikan dalam pembelajaran, siswa dilatih untuk membuat karangan dengan kerangka karangan yang telah disediakan, mengarang bebas, atau berlatih menulis bermacam-macam paragraf. PTK Bahasa Indonesia Untuk SMP Pembelajaran menulis pun akhirnya tetap kering dan membosankan (Suyono, 2005: 8) sehingga siswa kurang berminat untuk berlatih menulis.

Kekurangberhasilan pembelajaran menulis tersebut disebabkan oleh banyak faktor khususnya yang menyangkut siswa dan guru. Tidak sedikit para guru yang menganggap bahwa proses pembelajaran yang efektif ditandai dengan suasana kelas yang tenang. Para siswa dengan tertib duduk di kursinya masing-masing, perhatian terpusat pada guru, dan guru menjelaskan (berceramah) di depan kelas. 

Dalam kondisi yang demikian, siswa akan semakin tenggelam dalam kepasifan. Mereka belajar tidak lebih dari suatu rutinitas sehingga kurang tertantang terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. PTK SMP Kelas 8 Siswa cenderung belajar secara individual, menghafal konsep-konsep yang abstrak dan teoretik, menerima rumus-rumus atau kaidah-kaidah tanpa banyak memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran.

Sinyalemen mengenai kekurangberhasilan pembelajaran menulis di atas, disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan kreativitasnya. Di samping itu, dari sisi siswa sendiri juga masih terbiasa pasif. Siswa tampak kurang berminat mengikuti pelajaran. Akibatnya, siswa kuran gberpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Keadaan pembelajaran yang demikian, tentu tidak dapat menopang terhadap keterampilan menulis siswa. Penelitian Tindakan Kelas Jenjang SMP Untuk mengatasi hal tersebut, perlu diupayakan bentuk pembelajaran menulis yang lebih memberdayakan siswa, yakni pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dengan upaya tersebut, diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Materi pembelajaran menulis pada siswa SMP kelas VIII dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi mencakup : menulis rangkuman dari beberapa teks bacaan yang memiliki kemiripan topik; menulis laporan, menulis surat resmi; menulis ulasan biografi; menyunting tulisan teman, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer, menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan, menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Depdiknas, 2003: 17). Pada penelitian tindakan kelas ini, penulis membatasinya dengan memilih materi yang spesifik  yakni menulis laporan. Download PTK untuk SMP

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Download PTK Bahasa SMP Kelas 8 Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan ketermapilan menulis siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Tanon, Kabupaten Sragen ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahas Indonesia di SMP N 2 Tanon Kabupaten Sragen yang ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan menulis siswa melalui pendekatan kontekstual.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk  : Pada akhir siklus kedua PTK ini, 75% siswa kelas VIII F SMP N 2 Tanon Kabupaten Sragen tahun 2006/2007, keterampilan menulisnya dapat meningkat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
Mendapatkan pengetahuan lebih mendalam mengenai teori dan langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis, sehingga pada penerapan pembelajaran yang lain, hambatan-hambatan atau kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada penelitian dapat diantisipai.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa  PTK Bahasa Indonesia
1) Siswa lebih menyenangi pembelajaran menulis karena materi ang diajarkan dikatikan dengan situasi dunia nyata siswa.
2) Minat menulis siswa dapat ditumbuhkan sehingga siswa dapat mengembangkan ketermapilan menulisnya.
3) Siswa dapat menulis dengan lebih lancar karena telah banyak berlatih menguasai teknik-teknik menulis.
4) Hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa karena siswa diberikan kesempatan lebih banyak praktik menulis.
b. Manfaat bagi guru
1) Guru dapat menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran khususnya pembelajaran menulis.
2) Guru dapat menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran khususnya pembelajaran menulis.


Download PTK untuk Jenjang SMP

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 

1. Keterampilan Menulis
a. Hakikat Menulis

Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Download PTK SMP Seseorang bisa disebut sebagai penulis karena memiliki kemahiran menuangkan secara tertulis ide, gagasan, dan perasaan dengan runtut. Apa yang dituliskan mengandung arti dan manfaat yang membuat orang lain merasa perlu membaca dan menikmatinaya (Sabarti Akhadiah, dkk., 2001: 1.3).

Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : (1) penguasaan bahasa tulis, meliputi kosakata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis, dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya   Haerudin Kurniawan, http://www.ialf.edu/kpbipa/papers/ haherudinkurniawan.doc.)

Pada dasarnya, PTK SMP Kelas 8 menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.

b. Pembelajaran Menulis
Siswa mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi lebih daripada sekedar pengetahuan tentang bahasa. Pembelajaran bahasa, selain meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu, juga diarahkan untuk mempertajam perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, tetapi juga yang disampaikan secara terselubung atau secara tidak langsung. PTK Bahasa Indonesia Siswa tidak hanya pandai dalam bernalar, tetapi memiliki kecakapan di dalam interaksi sosial dan dapat menghargai perbedaan baik di dalam hubungan antarindiv idu maupun di dalam kehidupan bermasyarakat, yang berlatar dengan berbagai budaya dan agama (Depiknas, 2003: 4).

Dalam proses pembelajaran menulis pada jenjang SMP, guru dapat menyuruh siswa menyusun karangan singkat, menulis surat, misalnya yang berisi pemberitahuan singkat, kemudian karangan itu dikumpulkan. Guru yang berpengalaman akan dapat mengutip beberapa kesalahan umum dari karangan siswa itu, kemudian langsung membahasnya. Bahasan kesalahan bahasa itu tentu saja sangat berguna bagi siswa (Badudu, 1985: 101).

Agar siswa mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikai, tidak dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa.
Yang perlu ditandaskan adalah pelajaran menulis haruslah dipentingkan dan diberi waktu secara cukup dan diberikan secara tetap. Jika tidak demikian, berarti guru tidak memberikan kesempatan kepad asiswa untuk melatih berbahasa secara tertulis, yang sangat berguna dalam kehidupannya kelak.

Mengingat pentingnya menulis, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu lebih diefektifkan. Dengan diajarkan materi menulis tersebut diharapkan siswa mempunyai keterampilan yang lebih baik. Seseorang yang dapat membuat suat tulisan dengan baik berarti ia telah menguasai  tata bahasa, mempunyai perbendaharaan kata, dan mempunyai kemampuan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Dowload PTK untuk SMP Dengan demikian, tulisan siswa dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia (Sukmana, 2005: 30).

Gloria M Russo (dalam Rivers, 1987: 83) mengemukakan bahwa di dalam pembelajaran, menulis bukan semata-mata bagian aktivitas yang terpisah dari seorang pengarang melainkan secara intensif dapat berarti interaktif, yakni melibatkan guru, siswa, dan pihak lain di luar seting kelas formal. Biasanya, suatu tulisan ditulis dengan tujuan untuk dibaca orang lain dan tulisan itu berkembang ketika penulis merespon reaksi orang lain. Kemauan untuk menulis jug atumbuh ketika orang lain menunjukkan perhatian kepada apa yang telah ditulisnya.

c. Penilaian Pembelajaran Menulis

Penilaian adalah suatu proses untuk mengeahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan secara tepat jika tersedia data yang berkaitan dengan objek penilaian. Penelitian tindakan kelas SMP Untuk memperoleh data, diperlukan alat penilaian yang berupa pengukuran. Penilaian dan pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan (Sarwiji Suwandi, 2004: 3).

Pada hakikatnya, kegiatan penilaian dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari penilaian terhadap hasil belajar siswa itu dapat pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan pengajarna yang dilakukan (Burhan Nurgiantoro, 2005: 3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran sehingga kegiatan penilaian yang dilakukan tidak hanya mmentingkan hasil, melainkan juga proses. Informasi yang diperoleh dari kegiatan penilaian, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, sebagai dasar pembuatan keputusan, selanjutnya dapat digunakan sebagai umpan-balik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. PTK Bahasa indonesia kelas VIII


PTK Meningkatkan Ketrampilan Menulis

2. Pendekatan Kontekstual

a. Hakikat Pendekatan Kontekstual
Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelasi yang menangani hakikat pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pendekatan memberikan hakikat pokok bahasan yang diajarkan (Depdiknas, 2004e: 70).

Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara rapi dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang dikontradiksi, dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dipilih. Pendekatan bersifat aksiomatis sedangkan metode bersifat prosedural. Di dalam satu pendekatan mungkin terdapat banyak metode. PTK Bahasa Indonesia meningkatkan ketrampilan menulis

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi ang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas, 2002a: 1).

b. Pembelajaran Kontekstual

Belajar adalah perilaku yang relatif permanen dan merupakan hasil dari pelatihan yang mendapat penguatan. Sedangkan mengajar adalah membantu seseorang (siswa) untuk belajar mengerjakan sesuatu, memberikan pengajaran, membimbing pembelajaran, memberikan pengetahuan agar mengetahui atau memahami (Depdiknas, 2004e: 22).
Dalam kaitannya dengan pembelajaran kontekstual, Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontekstual dengan :
1) Menekankan pemecahan masalah download ptk
2) Menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks, seperti rumah, masyarakat, dan pekerjaan
3) Mengajar siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa mandiri
4) Mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
5) Mendorong siswa belajar dri sesama teman dan belajar bersama, dan 
6) Menerapkan penilaian autentik (dalam Depdiknas, 2004d: 45)
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada hakikatnya merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yakni konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inguiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Pembelajaran di kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan tujuh komponen utama (Depdiknas, 2002a: 10). download ptk ketrampilan menulis

Tujuh komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Konstruktivisme (Constructivism)
Dalam pandangan ini, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks ruang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri (Depdiknas, 2002a: 11). Pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada pada diri siswa dimanfaatkan, dan siswa dilibatkan secara aktif, kreatif, produktif dalam proses pembelajaran dan diberikan pengalaman memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan nyata atau dalam konteks bermakna (Depdiknas, 2004b: 6). 

Baca Juga

PTK BAHASA INDONESIA KELAS 7 SMP LENGKAP


Pandangan konstruktivisme berpendapat bahwa manusia mengonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya berdasarkan pada skemata atau prior knowledge yang dimilikinya. Oleh sebab itu, kemajemukan car amemperoleh pengetahuan dan memberikan sesuatu sah adanya. Konstruktivisme sangat menghargai kemajemukan dan tidak menyarankan keseragaman (Depdiknas, 2004e: 26).
Dengan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengonstruksi” bukan “menerima”pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivis, “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar (Depdiknas, 2002a: 11).
2) Menemukan (Inguiry) Donwload PTK Lengkap Bahasa Indonesia
Kata kunci dari strategi inquiri adalah “siswa    menemukan sendiri”. Langkah-langkah kegiatan inquiri adalah: (1) Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun),            (2) Mengamati atau melakukan observasi. Misalnya, mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumebr atau objek yang diamati,  (3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya,            (4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain. Misalnya, karya siswa disampaikan kepada teman sekelas atau orang banyak untuk mendapatkan masukan (Depdiknas, 2002a: 13). Melalui inquiri, siswa diberi kesempatan untuk menggunakan proses  mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya (Mulyasa, 2004: 107).
3) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari “bertanya”. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting, yaitu untuk menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk (1) menggali informasi, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon kepada siswa, (4) mengetahui seberapa jauh keingin tahuan siswa, (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, (6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, (7) untuk membangkitkan lebuh banyak lagi pertanyaan dari siswa, (8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Depdiknas, 2002a: 14).
4) Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep learning community agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang  tahu dan yang belum tahu. “Masyarakat belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan dari tempat belajarnya (Depdiknas, 2002a: 15). Dalam “masyarakat belajar ditekankan bahwa hasil belajar diperoleh siswa dari adanya kerja sama dan berbagai pengalaman dengan siswa lain melalui dua arah atau multiarah (Depdiknas, 2004b: 6).
5) Pemodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebagainya. Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Contoh pemodelan di kelas, misalnya guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari sebuah Harian sebuah model berita (Depdiknas, 2002a: 16). Tujuan dihadirkan model bagi siswa adalah untuk membahasakan dan mendemonstrasikan sesuatu (materi pembelajaran) sehingga apa yang dilihat dalam demonstrasi tersebut dilakukan oleh siswa dalam belajar (Depdiknas, 2004b: 6).
6) Refleksi (Reflection) Penelitian tindakan Kels untuk jenjang SMP
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan. Siswa mendapatkan apa yang baru  dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Kunci dari refleksi adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru (Depdiknas, 2002a: 18).
Refleksi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran yang perlu dilakukan pada setiap akhir segmen pembelajaran atau akhir pembelajaran karena dengan adanya refleksi dapat diketahui apa yang diperoleh siswa dan bagaimana proses pemerolehannya (Depdiknas, 2004b: 7).
7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir periode (cawu/semester) pembelajaran, tetapi dilakukan bersama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (Depdiknas, 2002a: 190.

B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian adalah tesis yang ditulis oleh Sri Harjani (2005) berjudul “Pengembangna Kemampuan Membaca dan Meniulis Permulaan dengan pendekatan Kontekstual”, pada bagian simpulan penelitian diungkapkan bahwa kondisi awal dalam pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru aktif mentransfer ilmu pada anak, sementara anak bagai botol kosong yang terus diisi dengan berbagai pengetahuan yang kadang sama sekali tidak dimengerti oleh anak. Guru belum secara variatif mampu mengembangkan metode pembeljaran untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan produktif. Metode ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran. Peran siswa dalam pembelajaran kurang dioptimalkan.
Pelaksanaan dari tujuh prinsip dalam pendekatan kontekstual memberi pengaruh positif dalam pembelajaran. Pada bagian akhir penelitian disarankan bahwa guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang bervariasi. 
Tesis Nurul Fariyah (2004) berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Terpadu untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Penel itian Tindakan Kelas di Kelas 1 SMA Nefgeri 1 Ngrambe, Kabupaten Ngawi”. Pada tesis tersebut diuraikan bahwa permasalahan yang muncul dalam proses penulisan cerpen adalah penuangan unsur-unsur intrinsik, tanda baca, dan ejaan. Peran  guru yang berkompeten sangat diperlukan dalam penerapan sebuah metode sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
Untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, guru harus berusaha mening katkan kemampuan refleksinya. Disarankan pula bahwa untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen, guru perlu mendorong dan membimbing siswa untuk menulis, misalnya mengikuti lomba, menulis untuk media massa atau majalah dinding.

C. Kerangka Berpikir
Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran keterampilan menulis rendah. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilannya. Di samping itu, dari sisi siswa sendiri juga masih pasif. Siswa kurang berminat dan kurang bersemangat mengikuti pembelajaran.
Pada prinsipnya, menulis adalah suatu keterampilan atau skill. Menulis adalah hal nyata yang perlu dipelajari dengan ketekunan dan kemampuan untuk terus mempraktikkannya. Menulis tidak cukup dengan hanya mengetahui teori-teorinya saja. Tanpa pernah berlatih, mustahil keterampilan menulis dapat diraih. Proses pembelajaran menulis perlu dirancang dengan mengutamakan kemampuan dan keterampilan dengan mendudukkan siswa sebagai subjek sehingga siswa dapat mengekspresikan ide-ide kreatifnya, merasakan adanya manfaat, dan tertarik untuk selalu mengembangkannya. Oleh sebab itu, perlu diterapkan pembelajaran menulis yang dapat lebih memberdayakan siswa, yakni pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Dengan pendekatan kontekstual, akan terjalin suasana belajar yang mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif.
Pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru. Siswa dapat menonstruksikan sendiri pengetahuannya, menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi. Siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya, dan menanyakan segala sesuatu yang belum dipahami. Kepada siswa diberikan banyak kesempatan untuk berlatih dan praktik menulis. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika siswa sedang belajar menulis dapat didiskusikan sehingga kelompok satu dapat menilai hasil pekerjaan kelompok yang lain.
Pada akhir pembelajaran, siswa dapat merefleksi terhadap apa yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan minat dan keterampilan menulis siswa. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


Download Penelitian Tindakan Kelas Jenjang SMP

DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas.2003.Kurikulum 2004 standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Tsanawiyah.Jakarta:Diknas.
Djamal, Chomsiah.1996.”Membantu Suami, Mengurus Rumah Tangga. Perempuan di Sektor Formal”.Oey-Gardiner, Mayling dkk (ed).Perempuan Indonesia Dulu dan Kini.Jakarta:Gramedia Pustaka.
Dzuhayatin,S.R.1998.”Ideologi Pembebasan Perempuan” Bainar (ed).Wacana Perempuan dalam KeIndonesiaan Kenodernan.Jakarta:Gramedia Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.1998.Jakarta:Depdikbud.
Quasthoff, Uta.1973.Soziales Vorurteil und Kommunikation-eine sprachwissenschaftliche Analyse des Stereotyps.Frankfurt:Athenaum.



Terima kasih telah berkunjung di Asri Yulian Blog yang membahas Download PTK Bahasa Indonesia untuk Jenjang SMP. Semoga PTK Bahasa Indonesia ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.